Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa di Era Digital
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Makassar terus menunjukkan komitmennya dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia kerja, khususnya di era digital. Salah satu langkah nyata adalah dengan menjalin kerja sama melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam pelaksanaan pelatihan “Digital Entrepreneurship dan Pemasaran Digital Dasar”.
Pelatihan ini digelar sebagai respons terhadap perkembangan zaman yang semakin menuntut keterampilan digital, bahkan dari lulusan kesehatan sekalipun. Dengan membekali mahasiswa dengan kompetensi digital, Poltekkes ingin mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten dalam bidang medis, namun juga adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja masa kini.
Dua Batch Pelatihan, Empat Hari Penuh Praktik
Pelatihan ini dilaksanakan secara offline di kampus Poltekkes Makassar dan dibagi menjadi dua batch:
Batch 1: 26–27 April 2025
Batch 2: 3–4 Mei 2025
Masing-masing batch berlangsung selama dua hari penuh. Dalam satu hari, peserta mendapatkan materi intensif sejak pagi hingga sore hari dengan format kombinasi teori dan praktik langsung. Total empat hari pelatihan ini diisi dengan berbagai aktivitas pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan aplikatif.
Profesional Bersertifikat Jadi Pengisi Materi
Salah satu kekuatan utama dalam pelatihan ini adalah kualitas para pematerinya. Tidak hanya berasal dari lembaga profesional, para pemateri juga telah mengantongi sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sehingga kualitas penyampaian materi sudah teruji dan terstandarisasi secara nasional.
Para pemateri terdiri dari:
Coach Danang (Trainer LPK Lunarica)
Coach Syapar (Trainer LPK Lunarica)
Coach Ricca (Trainer LPK Lunarica)
Coach Sahar (Trainer Komdigi)
Dengan keahlian yang mereka miliki, para pemateri berhasil membawakan sesi yang interaktif dan mudah dipahami oleh mahasiswa, meski berasal dari latar belakang kesehatan yang belum tentu memiliki dasar pengetahuan teknologi atau digital marketing.
Setiap sesi pelatihan dirancang agar mahasiswa dapat memahami konsep dari dasar, mempraktekkan secara langsung, lalu mengevaluasi hasil pekerjaannya. Tak hanya itu, para peserta juga diberikan studi kasus nyata yang berhubungan dengan dunia kesehatan dan bisnis digital.
Materi Berbasis Praktik dan Konteks Mahasiswa
Pelatihan ini dirancang dengan metode yang ramah mahasiswa. Materi tidak hanya mencakup teori digital marketing, tetapi langsung diarahkan pada praktik membangun brand pribadi atau bisnis kecil secara digital. Beberapa poin materi yang diajarkan antara lain:
Cara membangun identitas brand di media sosial
Strategi menciptakan konten visual yang menarik menggunakan tools gratis seperti Canva
Mengenal algoritma media sosial dan cara menjangkau lebih banyak audiens
Strategi pemasaran produk atau jasa secara digital melalui berbagai kanal
Simulasi membuat kampanye digital bertema kesehatan atau gaya hidup
Para peserta juga diarahkan untuk membuat akun bisnis, membuat konten edukatif, menyusun kalender konten, dan mempresentasikan ide kampanye mereka. Setiap aktivitas memiliki umpan balik dari trainer secara langsung.
Sertifikasi Kominfo dan Evaluasi Serius
Setelah mengikuti seluruh sesi, para peserta tidak hanya pulang dengan wawasan baru. Mereka juga harus menyelesaikan tugas praktikum dan mengikuti post-test. Ini merupakan bagian dari penilaian yang menentukan apakah peserta layak mendapatkan sertifikat resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Sertifikat ini menjadi nilai tambah bagi mahasiswa karena menunjukkan bahwa mereka telah mengikuti pelatihan digital yang terstruktur dan diakui secara nasional. Sertifikat ini juga dapat dilampirkan sebagai portofolio ketika melamar kerja atau membangun personal branding.
Testimoni Peserta: “Awalnya Bingung, Sekarang Punya Visi Bisnis Digital”
Banyak peserta yang awalnya merasa tidak percaya diri atau bingung mengenai peluang karier di luar jalur kesehatan. Namun setelah mengikuti pelatihan ini, mereka menyadari bahwa skill digital dapat dikombinasikan dengan ilmu kesehatan.
Salah satu peserta, Nafisa dari jurusan Farmasi, mengungkapkan, “Dulu saya pikir kalau kerja ya di rumah sakit. Tapi setelah ikut pelatihan ini, saya jadi tahu bahwa kita juga bisa bangun brand kesehatan sendiri di media sosial, edukasi orang tentang hidup sehat, dan bahkan menjual produk yang mendukung gaya hidup sehat.”
Peserta lain, Agung dari jurusan Farmasi, menyampaikan bahwa pelatihan ini memberinya inspirasi untuk membuat akun Instagram yang membahas nutrisi untuk mahasiswa. “Saya jadi semangat bikin konten dan mungkin suatu saat bisa menjual ebook atau konsultasi online,” ujarnya.
Kolaborasi Lintas Disiplin: Kesehatan dan Digital, Kenapa Tidak?
Pelatihan ini secara tidak langsung membuka wawasan lintas disiplin bagi mahasiswa. Di era sekarang, dunia tidak lagi bekerja secara silo (terpisah-pisah). Bahkan profesi seperti bidan atau ahli gizi kini dituntut untuk mampu menyampaikan edukasi kepada masyarakat melalui media digital.
Dengan adanya pelatihan ini, mahasiswa didorong untuk berpikir kreatif dan visioner. Mereka bisa memposisikan diri tidak hanya sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga sebagai edukator digital, influencer positif, atau pelaku usaha kesehatan berbasis digital.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Tentu dalam pelaksanaan pelatihan ini masih terdapat tantangan. Misalnya, perbedaan tingkat pemahaman teknologi antar peserta, keterbatasan perangkat, hingga keterbatasan waktu praktik.
Namun hal tersebut justru menjadi refleksi penting bagi kampus dan lembaga pelatihan agar terus berinovasi dalam desain pembelajaran digital. Salah satu usulan peserta adalah agar pelatihan seperti ini dapat diberikan lebih awal, misalnya sejak semester awal, agar mahasiswa bisa berkembang lebih dini.
Di sisi lain, pelatihan ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan vokasi dan dunia industri digital. Kebutuhan tenaga kerja saat ini tidak hanya fokus pada satu keahlian, melainkan kemampuan adaptif, kreatif, dan komunikatif.
Potensi Kolaborasi Berkelanjutan
Melihat antusiasme dan dampak dari pelatihan ini, pihak Poltekkes Makassar menyatakan terbuka untuk mengembangkan program serupa di masa mendatang. Beberapa opsi pengembangan antara lain:
Pelatihan lanjutan untuk strategi konten dan manajemen media sosial
Workshop video editing dan copywriting
Kelas khusus bisnis digital di bidang kesehatan
Program mentoring dan inkubasi bisnis mahasiswa
Komdigi dan LPK Lunarica menyambut baik rencana ini, dan menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dalam program-program lanjutan, termasuk pelatihan bersertifikat skala nasional.
Penutup: Langkah Strategis Menuju SDM Unggul
Kerja sama antara Poltekkes Makassar dan Komdigi ini merupakan langkah strategis dalam membekali mahasiswa dengan kemampuan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Tidak hanya fokus pada keilmuan kesehatan, tetapi juga membuka ruang bagi pengembangan potensi kewirausahaan digital yang inklusif.
Dalam waktu singkat, pelatihan ini berhasil menciptakan atmosfer pembelajaran yang membangun kepercayaan diri mahasiswa, memperluas wawasan mereka tentang peluang di era digital, serta membuka ruang kolaborasi antara akademisi dan praktisi.
Diharapkan inisiatif ini menjadi contoh baik bagi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk turut mempersiapkan generasi muda yang adaptif, kreatif, dan siap menghadapi transformasi digital.
📢 Ingin tahu program pelatihan digital lainnya dari LPK Lunarica?
📱 Follow kami di Instagram & Facebook: @lpk.lunarica